Catatan Perjalanan
(Zulfikar Ali 12918030)
[1 November 2019]
Seperti seharusnya sebelum melakukan perjalanan-perjalanan saya mempersiapkan keperluan selama dalam perjalanan nanti. Karena ini bukan yang pertama kalinya saya harus mengikuti kuliah lapangan saya sudah memperkirakan kebutuhan apa saja yang harus disiapkan. Pukul 10 malam saya berangkat menuju kampus, tempat berkumpul pertama. Sampai kampus, lalu bertemu teman teman, lalu absen. Kegiatan selanjutnya, dengan dipimpin salah satu asisten dosen, kami (saya dengan teman yang mengikuti kuliah lapangan) melakukan briefing sekaligus pembagian tanggung jawab alat. Pukul (kurang lebih) 12 malam, kami berangkat menuju bus yang sudah terparkir di depan kampus. Urusan pemindahan barang kedalam bus selesai, kami berangkat menuju Jakarta. Bus cukup nyaman, saya bisa tidur dengan 'cukup' nyenyak.
[Pagi, 2 November 2019]
Bus berhenti, saya terbangun. Bus sudah terparkir di pelabuhan muara angke. Saya turun untuk menunaikan ibadah subuh. Cukup jauh masjid dari bus. Tapi cukup besar sehingga mudah dicari. Pukul 6 sudah berada di bus lagi. Kini bersiap untuk melakukan penyebrangan ke pulau pari. Sembari membereskan barang bawaan, sarapan dibagikan. Setelah semua siap, kami mobilisasi menuju kapal. Sesampainya dikapal kami menunggu kapal terisi penumpang baru bisa berangkat menuju pulau pari. Kira kira satu jam, kapal terisi penuh. Sedikit sesak setelah penuh. Ternyata banyak juga yang memilih pulau pari sebagai pelepas penat setelah mereka seminggu sebelumnya ‘bekerja keras untuk hidup’, atau untuk berkumpul dengan keluarga mereka, teman-teman, pasangan, atau mungkin ada yang ingin melakukan pengamatan seperti kami.
Selama perjalan saya mencoba untuk tidur ditengah kebahagiaan orang yang bahagia membayangkan keindahan pulau pari atau bahagia karena bisa berkumpul dengan orang yang mereka sayang. Sesekali saya melihat keluar kapal.
Pukul 11 kapal sudah menepi didermaga. Peserta kuliah lapangan berkumpul di suatu tempat dekat dermaga. Ada beberapa yang di sampaikan Bu Muti untuk semua. Setelah itu semua menuju tempat pengamatan masing masing sesuai teknis lapangan yang sudah diberitahukan sebelumnya. Kebetulan saya mendapat tugas tambahan yaitu memastikan tas teman teman saya tersimpan dengan baik di rumah yang akan kami tinggali terlebih dahulu sebelum mengikuti kegiatan kuliah lapangan. Urusan tas selesai, saya menyusul kelokasi pengamatan pertama. Pertama saya mendapat bagian mengukur kemiringan pantai dan garis pantai bagian timur. Agak grogi menggunakan alat pengukur kemiringan pantai, “takut ada salah salah ukur”, berusaha yakin karena sudah mengikuti arahan dengan benar. Sebanyak 9 titik mengukur kemiringan pantai. Sembari kembali ke titik awal, pengukuran garis pantai dilakukan. Cukup melelahkan karena harus berkonsentrasi ditengah terik matahari siang hari, dan melakukan jalan jauh. Setelah melakukan pengamatan pertama kembali ketempat berkumpul pertama untuk menyantap makan siang. Setelah makan siang saya menyempatkan solat zuhur sebelum melakukan pengamatan selanjutnya. Pengamatan selanjutnya adalah mengenai kualitas air laut di pesisir pulau pari. Disana saya banyak belajar untuk mengamati lingkungan sekitar, karena bisa saja kualitas air nya dipengaruhi oleh faktor eksternal yang tidak kita sadari sebelum nya. Belajar peka terhadap sekitar. Pengamatan berlanjut sampai jam 3 sore, karena jam 3 kelompok saya sudah harus berada didermaga untuk selanjutnya melakukan pengamatan di laut. Pengamatan di laut ini cukup menarik, seperti “Oh seperti ini yang dilakukan seorang peneliti ditengah laut”. Saya belajar cara mengambil data kecepatan arus dengan current meter, menduga kedalaman laut dengan senter duga,mengukur temperature air laut dikedalaman tertentu. Selain itu kami (kelompok saya) dikenalkan juga dengan manta net, alat berbentuk seperti pari manta yang digunakan untuk mengambil sampel mikroplastik. Sekitar 2 jam diatas laut. Setelah itu kembali ke dermaga untuk berkumpul dan sesi foto bersama. Foto bersama selesai kami dipersilakan menuju ke homestay kami masing masing untuk bersih-bersih dan makan malam tentunya. Malamnya sekitar pukul 7 ada evaluasi sebentar dan sharing data yang telah diambil antar kelompok. Setelah itu istirahat.
[Subuh, 3 November 2019]
Udara pagi cukup menyegarkan untuk dihirup. Setelah solat subuh saya dan beberapa teman saya bergegas menuju pantai perawan. Pantai yang menjadi ikon dipulau pari. Tidak terlalu jauh menuju pantai perawan. Sesampainya disana ternyata masih surut. Karena masih surut saya dan beberapa teman saya jalan lagi menuju pantai satu lagi (saya lupa namanya), ternyata disana banyak teman teman saya yang asik berfoto ria dengan latar matahari terbit. Kami memaksimalkan waktu bermain dipantai karena pahi ini pagi terakhir dipulau pari, kami akan kembali ke pelabuhan muara angke sekitar pukul 10. Pukul 8 kami sudah siap kembali ke jakarta. Pukul 9 sudah berada didermaga menunggu kapal. Setelah kapal sampai kami dipersilakan masuk. Berebut mencari tempat yang nyaman dengan penumpang lain. Akhirnya saya mendapat tempat duduk yang bisa dibilang nyaman. Selama perjalanan saya mencoba tidur walau kegerahan. Pukul 1, tidak terlalu lama kapal sudah sampai pelabuhan. Kami langsung menuju bus yang akan mengantar kami kembali ke Bandung. Semua berjalan lancar sampai bus tiba tiba menepi di pinggir tol. “Ada masalah di mesinnya”. Mesin selesai, lanjut jalan. Berhenti di rest area untuk solat dan istirahat makan sore. Bus kembali mendapat masalah, setelah menunggu beberapa lama bus bisa melanjutkan perjalanan. Dengan sedikit memaksakan. Bus kembali menepi di rest area(padahal sudah mau sampai bandung). Ternyata kami harus pindah bus, karena bus yang pertama tidak bisa melanjutkan perjalanan. Bus kedua cukup asik, dengan lampu disko di tengahnya dan musik yang cukup nge-beat. Tapi saya lebih memilih tidur hingga bus sampai didepan kampus. Bus berhenti menandakan perjalanan ini sudah selesai, ada kasur dikamar yang sudah lama menunggu. Cukup sekian catatan perjalanan saya. Terimakasih.
Beberapa foto perjalanan: